Kamis, 27 Agustus 2015

Pabo (Chapter 3)




Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (as Yunho’ girlfriend), 
Lee Sungmin (as president of class)

Cameo:
Yoo Eun Hye, Im Yoona, Jung Il Woo, Lee Yeo Won

Genre
Romance, School Life

Rating:
General

Author : Dian_mirotica


Secret Garden, SMA Sungkyunkwan

Ada sebuah taman kecil yang tidak terurus di belakang sekolah. Para siswa menyebutnya Secret Garden, jarang ada yang datang ke sana karena suasananya terkesan angker. Tapi tidak bagi Kim Jaejoong dan Park Yoochun, kedua sahabat itu datang ke sana hampir setiap hari. Park Yoochun menggambar desain baju yang menjadi hobinya, sedangkan Kim Jaejoong membaca buku.

Yoochun menghentikan gerakan tangannya tiba-tiba, ia teringat sesuatu “ya! Apa maksudnya Shim Changmin menggodamu seperti tadi pagi?”

Jaejoong tidak mengangkat wajahnya dari buku “apa maksudmu?” tanyanya pura-pura.

“apakah benar ada seseorang yang kau sukai?”

“tidak ada…” jawabnya masih dengan nada yang datar.

Yoochun mendengus “lagian kalau pun ada pasti orangnya aku kan?”

Jaejoong menoleh sekarang “kau?” katanya sambil tertawa “kenapa aku harus suka padamu?”

“heh, semua yeoja di sekolah ini bahkan ingin jadi pacarku!” sombong Yoochun.

Jaejoong mencibir “jangan membuat generalisasi sembarangan! Aku tidak suka padamu tuh. Kau bukan tipeku…”

Yoochun tersenyum, ia merasa spesial karena menjadi sahabat dekat Jaejoong. 
Orang-orang di luar sana pasti tidak pernah melihat yeoja culun ini mengatakan hal seperti itu “lalu seperti apa tipemu? Apa masih seperti Jung Yunho?”

“ssssssstttt!!!” Jaejoong melotot, panik. Sebagai sahabatnya tentu saja Yoochun tahu ia menyukai Jung Yunho dulu. Tapi sepertinya Yoochun tidak tahu bahwa perasaan itu masih bertahan sampai sekarang.

Yoochun tertawa menggoda “jangan-jangan Shim Changmin tahu kalau…”

“Park Yoochun!!! Jangan keras-kerasss” Jaejoong sebal.

Namja di depannya itu terlihat kaget, ia menaruh buku sketsanya dan memperatikan Jaejoong baik-baik “jinjja?” mata Yoochun semakin membulat lebar “kau tahu, jika kedua orang itu sudah menyebarkan berita itu ke seantero sekolah, kau akan jadi selebritis”

Jaejoong terlihat kesal “aku tahu!” katanya sambil manyun.

“kau dalam masalah Kim Jaejoong!”

“diamlah!”

Tiba-tiba terdengar ada langkah seseorang mendekati tempat duduk keduanya. Yoochun dan Jaejoong sontak saja menoleh bersamaan.

“apa aku menganggu kalian?” tanya yeoja itu, sopan. Aneh! Tidak seperti biasanya.

“tidak, ada perlu apa?” tanya Yoochun dingin.

“aku ada perlu denganmu Yoochun-ah, bisa kau ikut denganku sebentar?” Go Ara, yeoja itu bahkan memasang tampang memelas.

Yoochun melirik Jaejoong “pergilah… sepertinya penting”

“kau?”

“beberapa lembar lagi, nanti kita bertemu di kelas”

Setelah keduanya sepakat berpisah, Go Ara langsung menarik tangan Yoochun keluar dari 
Secret Garden.

Tak lama kemudian, saat Jaejoong membaca lembaran terakhir bukunya ia mendengar suara aneh. Seperti suara kaki yang berjalan diseret serta suara rintihan menahan sakit. 
Matanya menyapu sekitar, dan ada yang bergerak di balik pohon tua.

Jaejoong mendekat, ia tahu itu manusia.

“aaaaawwwsshh”

Jaejoong terbelalak, itu Jung Yunho!

“kaa..kau… kau kenapa?” Jaejoong jongkok, memperhatikan wajah Yunho yang babak belur.

Tanpa menjawab dulu Yunho langsung meraih lengan Jaejoong “bisa menolongku?”

“aku akan membawamu ke UKS”

Yunho menarik lengan Jaejoong lalu menggeleng “aku tidak mau orang lain tahu…”

“jadi aku harus bagaimana?” Jaejoong mulai panik karena darah di pelipis Yunho mulai mengalir.

“bawakan saja obatnya ke sini”

Ruang Kelas XII-C, SMA Sungkyunkwan

Guru Yoo Eun Hye yang cantik jelita itu sudah memasuki ruangan kelas. Ia guru seni yang disenangi banyak siswa, berbanding terbalik dengan guru Lee.

“ada dua kursi yang kosong hari ini, ketua kelas, siapa yang tidak hadir?” tanya guru Yoo sambil menatap Sungmin. Sementara di belakang sana Yoochun melihat di luar jendela dengan gelisah.

“aku… tidak, hm… aku rasa Yoochun tahu di mana Jaejoong” ia menoleh ke arah Yoochun.

“hm, tadi dia hanya bilang akan segera ke kelas…”

Guru Yoo mengangguk memaklumi “kalau begitu kita mulai saja-“

“saem!” suara lumba-lumba itu melengking, membuat semua perhatian tertuju padanya.

Guru Yoo menaikkan sebelah alis “ya? Kim Junsu?”

“kau tidak bertanya di mana Jung Yunho?”

Guru Yoo berkedip “ah, iya. Lalu di mana Jung Yunho?” sesaat kemudian guru Yoo merasa dirinya bodoh karena merasa dipermainkan Junsu.

“aku rasa ia sedang berkencan dengan Jaejoong saat ini, eukyangkyaang…kyaaang” ia tertawa bersama Changmin. Lalu keadaan menjadi riuh membuat guru Yoo harus memukul-mukul meja dengan ujung spidol agar keadaan menjadi tertib kembali.

“sudah! sudah! biarkan saja. Orang yang mau masuk dan keluar kelasku tidak akan aku larang, kalian tahu aturanku bukan?”

“neeee~”

Secret Garden, SMA Sungkyunkwan

Jaejoong bukan anak PMR yang terlatih mengobati luka. Namun ia tetap berusaha membantu membersihkan luka, menempelkan obat, lalu memasang perban pada sosok babak belur yang ada di hadapannya ini.

“gomawo…” ucap Jung Yunho sambil menatap kedua mata Jaejoong, khas playboy!

“anhi, aku hanya membantu” Jaejoong merasakan wajahnya mulai panas, dalam sejarahnya sebagai siswa SMA ini adalah kali pertama jaraknya dengan Jung Yunho begitu dekat.

“kau sedang apa di sini?”

Jaejoong menunjukkan buku yang dibawanya “membaca”

“hm…” Yunho mengangguk-angguk.

“sebenarnya… siapa yang memukulimu?” tanya Jaejoong penasaran, sungguh, hanya penasaran!! Tapi namja di hadapannya ini malah tersenyum lebar sambil menyipitkan mata lalu berkata…

“wae? Kau akan mencari orang itu lalu memukulinya balik?” dengan gaya sok imut.

Jaejoong jelas gelagapan “a… anhi… hanya bertanya” suaranya jadi pelan.

“kau tahu kan, aku punya banyak musuh, tidak seperti kau… sudah cantik, pintar lagi” 
Yunho mengatakan itu dengan datar, tidak tahu bahwa Jaejoong sudah merasa ada api di depan mukannya. “aku berhutang pada mereka, tapi aku tidak sanggup membayarnya karena uang jajanku dipotong”

Jaejoong menangguk kaku, di kepalanya sekarang hanya bergema kata-kata Yunho beberapa detik yang lalu: ‘sudah cantik, pintar lagi’.

“kau tahu kenapa uang jajanku dipotong dan semua fasilitasku ditahan oleh orang tuaku?”

Jaejoong menggeleng tanpa suara, matanya kembali lagi ke ujung kuku, tidak berani lama-lama menatap namja di hadapannya ini.

“gara-gara nilai ulangan matematika kemarin aku mendapat angka 2!!!” Yunho mendengus seolah hukuman itu adalah hukuman paling mustahil di dunia.

Entah kenapa mendengar Yunho mengeluh seperti itu Jaejoong ingin tertawa, awalnya ia tersenyum lebar lalu terdengar tawa kecil.

Yunho memasang tampang terkejut “woo?? Kau tertawa? Kau menertawakanku??”

Jaejoong menutup tawanya dengan punggung tangan “mian… hehehe…”

“ah… andai aku punya otak seperti Kim Jaejoong” Yunho mengubah posisi duduknya, sekarang ia menyenderkan punggungnya ke tembok tua yang sudah pecah-pecah di permukaan.

“kau hanya perlu belajar”

Yunho melirik Jaejoong sekilas “kau mengatakannya dengan mudah, bagiku terdengar seperti hanya tinggal makan saja, buka mulutmu lalu happf, kunyah makanannya!” Yunho bahkan memperagakan itu dengan jenaka, membuat Jaejoong lagi-lagi tertawa “tapi aku tidak bisa… kau tahu benar reputasiku kan?”

Setelah tawanya usai, Jaejoong kembali menatap ujung kuku “kalau kau tidak punya kemauan, tidak ada orang yang bisa membantumu”

Yunho terdiam lebih lama, seolah menunggu kata-kata Jaejoong barusan meresap ke dalam otaknya “kalau kau? Apa kau bisa membantuku?”

“aa… apa? Bagaimana?” mata Jaejoong membulat, dalam hati ia berjingkrak-jingkrak senang karena diminta bantuan oleh seorang Jung Yunho.

“ajari aku, hm… istilahnya menjadi guru privatku, bagaimana?”

“aku kan teman sekelasmu… aku tidak pede—“

“itulah kelebihanmu! Karena kau teman sekelasku. Guru privatku yang dulu seumuran guru Lee dan dia merasa sok pintar kalau mengajarku, aku tidak suka guru seperti itu”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya pelan “hmmm…” lalu kejadian dua tahun silam lebih itu berputar dalam ingatannya “baiklah!” putusnya tegas.

Yunho terbelalak seperti tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya “jinjjaa?”
Jaejoong mengangguk.

TBC...

~~~
Author ingin mengucapkan terimakasih banyak pada readers yang sudah membaca FF ketigaku ini. Bagi yang ingin mengobrol atau kenalan dengan Author *hehe, pede! silahkan add facebook Author. Nantikan chapter selanjutnya minggu depan ya ^^

Dian_mirotica
~~~ 
 

Kamis, 20 Agustus 2015

Pabo Chapter 2





Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (Yunho’ girlfriend)

Cameo:
 Lee Sungmin (as president of class)

Genre  : Romance, School Life

Author : Dian_mirotica


Rumah Keluarga Jung, Seoul
Tidak ada yang ditakuti oleh Jung Yunho di dunia ini kecuali: Tuhan & Orang tuanya. Karena ia tahu hidup dan matinya berada di tangan kedua pihak itu.

“Nol lagi?” geram Ayahnya, Jung Il Woo.

Yunho menunduk dalam “dua abeoji, bukan nol…” ralatnya dengan suara amat pelan.

Mendengar itu Ayah Yunho makin meledak “kau pikir ada bedanya nilai nol dan dua, huh?”

“tentu saja ada, huuh… ternyata kemampuan matematika abeoji lebih payah dariku!” Yunho diam saja.

“Yunho eomma, lihat, aku sudah bilang padamu untuk tidak terlalu memanjakannya!” Il Woo menatap sang istri, Lee Yoo Won yang cemberut.

“araseo, kali ini aku ikut saja caramu” kata sang istri pasrah. Tadinya ia berpikir dengan memberi Yunho dukungan secara finansial, ia akan merasa bersalah jika tidak meraih nilai baik. Namun nyatanya…

“dengar itu Jung Yunho? Eommamu dan aku sudah memutuskan, kartu kredit, mobil, motor akan dicabut sampai nilaimu membaik!”

“eeiii abeoji, itu kan ancaman yang terlalu biasa. Janganlah begitu abeoji” Yunho menganggap enteng ancaman itu.

“kau hanya dapat uang saku harian yang itupun dipotong 50% dari biasanya!” tegas Il Woo.

Yunho terbelalak “ha… harian?”

“turuti saja kata abeojimu Yunho, kali ini kau memang sudah keterlaluan. Belajarlah lebih giat, eng?” tambah eommanya prihatin.

“eomma… abeoji… kalian tidak bercanda?” Yunho mulai panic.

“mana?” Il Woo mengulurkan tangannya.

“apa?” tanya Yunho bingung.

“kartu kredit dan kunci mobil dan motormu…”

Ruang Kelas XII-C, SMA Sungkyunkwan

Seperti biasa, suasana kelas sebelum bel masuk begitu berisik. Ada yang sibuk menyalin peer teman, ada yang membicarakan kegiatan setelah jam sekolah, ada yang sibuk mengecat kuku, ada yang memandang kosong ke luar jendela, ada juga yang bergosip tidak jelas seperti yang dilakukan oleh duo gag: Changmin dan Junsu.

Kedua namja dengan reputasi ‘anak buah Yunho’ itu tengah berbisik-bisik tentang suatu hal. Tatapan mereka sesekali beralih pada Jaejoong yang sibuk membaca buku. Yang ditatap sebenarnya sadar, namun ia berusaha tidak peduli karena jujur saja, ia merasa sangat gugup sekarang karena rahasia besarnya diketahui oleh dua rascal itu.

“yedeul-ah…” Changmin maju ke depan kelas, berdiri di podium guru dan meminta perhatian.

Kelas mulai senyap, tertarik pada apa yang hendak dikatakan Changmin.

Dari bangkunya, Junsu hanya senyam-senyum.

“ada pengumuman besar tentang bintang kelas kita” ia melirik Jaejoong yang semakin ketakutan, anak-anak yang lain mengikuti arah tatapan Changmin “dia sepertinya sedang jatuh cinta”

Suara tepuk tangan, bertanya-tanya, menyuraki, bercampur menjadi satu paduan suara tidak jelas. “kalian tebak siapa namja yang disukai Jaejoong! Kalau ada yang bisa menjawab dalam sekali tebak, akan ku traktir orang itu selama seminggu”

Orang-orang usil ikut bertepuk tangan. Selanjutnya, acara lelang jawabanpun dimulai.

“aku! Lee Sungmin” tebak ketua kelas sangklek itu penuh percaya diri.

“Lee Sungmin, gagal!” Junsu sebagai wasit memutuskan.

“Park Yoochun?” tebak siswa lain.

“neodo, silphae! (kau juga gagal)” suara Junsu lagi.

Beberapa anak perempuan ikut dalam keributan pagi ini. Rata-rata namja yang mereka sebutkan adalah namja kutu buku tingkat tinggi atau namja yang sama culunnya dengan Jaejoong.

“sepertinya tidak ada yang bisa menebak, haruskah kuberi tahu orangnya…” Changmin mulai mempermainkan Jaejoong yang kini wajahnya sudah merah padam.

Yoochun yang awalnya mengira bahwa itu hanya lelucon Changmin akhirnya mengerti bahwa Jaejoong benar-benar sedang ‘diancam’.

“ya Shim Changmin!!!” ia maju ke depan kelas dan menarik tangan anak itu “bisakah kau diam, mengapa mulutmu tidak kau tutup heh?”

“apa kau juga tahu siapa namja itu, Jaejoong chingu?” Changmin mengarahkan pertanyaan pada Yoochun.

Kontan saja Yoochun mengerut, sejujurnya ia tidak tahu sama sekali.

“ah… kau juga tidak tahu rupanya!”

“heh ketua kelas! Kau diam saja ketika ada anggota kelasmu yang dibully seperti ini?” sekarang Yoochun meminta bantuan Lee Sungmin untuk membekap mulut si Changmin bibir dower ini.

“membully bagaimana? Mereka kan hanya main-main. Lagi pula ini belum waktunya—“

Teeeeeeeeet. Bel masuk berbunyi panjang.

Sungmin menghela nafas, menampilkan kembali wibawanya sebagai ketua kelas “Shim Changmin, Kim Junsu, kembali ke tempat kalian!”
Kantin SMA Sungkyunkwan, Jam Istirahat Pertama

Seperti biasa, meja di pojok utara kantin adalah markas besar Yunho cs. Selain kedua ajudan setianya –Changmin dan Junsu- di sana juga ada yeojachingu Yunho, Go Ara. Kelompok tanpa nama itu sangat populer di kalangan para siswi karena ketiga namja anggotanya sangat menawan meski style mereka berbanding terbalik dengan kemampuan otak mereka.

“oppa… ini makan siang ini aku bikin sendiri, untukmu…” pernyataan malu-malu itu selalu ada hampir setiap hari pada Changmin atau Junsu –sekarang Yunho tidak begitu diminati karena sudah punya yeojachingu, terlebih yeoja itu adalah Go Ara, yeoja yang terkenal dengan mulutnya yang tajam-.

“mwoya…?” tanya Go Ara pada Changmin dan Junsu tepat saat ia baru datang.

“hm?” Changmin meminta penjelasan lebih.

“semua orang membicarakan sayembara yang kalian buat”

Junsu dan Changmin tersenyum jahil “soal Kim Jaejoong? Yaaahh… kenapa bisa menyebar secepat itu?” Junsu kagum.

“kalian juga mau mencoba menebak siapa yang disukai Jaejoong?” Changmin bertanya pada Ara dan Yunho.

“aku juga boleh?” tanya Ara meyakinkan.

Changmin mengangguk “tapi hanya punya satu kesempatan”

Ara berpikir “hmm… Kau! Shim Changmin”

“eeeeiiisssh!!!” Changmin pura-pura bergidig ngeri, seolah menjadi orang yang disukai Jaejoong adalah bencana.

“Go Ara, gagal!” Junsu menambahkan.

Ara hanya tertawa, ia menyikut lengan Yunho “yaa! Kau juga mau cob-“ Ara memperhatikan raut wajah Yunho dengan lebih seksama “hey! Kau kenapa? Terjadi sesuatu Chagi?” cemasnya. Ia lalu melirik duo gag yang disambut dengan gerakan angkat bahu bersama.

“sudah sejak tadi pagi tampangnya begitu” kata Junsu.

“jangan-jangan kau sudah tahu jawabannya ya?” Changmin tiba-tiba terpikir hal itu.

Yunho ikut bereaksi kali ini “jawaban apa?”

“jawaban tentang siapa yang disukai Jaejoong…”

“apa hubungannya?” Ara mengerutkan kening.

Ucapan Changmin tertahan, ia malah memandang Junsu “apa harus kukatakan saja?” ia meminta saran sobatnya itu.

Junsu diam sejenak “terserah, sepertinya dia belum tahu. Tapi, apa tidak akan merusak moodnya jadi lebih parah?…” Junsu terkekeh.

“apa sih yang kalian bicarakan?” Yunho terlihat semakin pusing plus penasaran.

Changmin mendekatkan wajahnya pada Yunho, bermaksud membisikan sesuatu “Kim Jaejoong…, yeoja itu, menyukaimu Jung Yunho!”

“bwaHahahahaaaaaa” sontak saja tawa dari duo gag menyembur, bahkan Go Ara ikut-ikutan tertawa keras-keras.

“tidak mungkin!” kata Ara di sela tawanya.

“benar-benar berita yang daebak, bukan!” ujar Junsu “tapi ini kenyataan, kemarin kami tidak sengaja melihat isi lokernya. Kim Jaejoong benar-benar fans beratmu, ia punya banyak lukisanmu…”

Yunho ternganga “benarkah?” katanya lantas tertawa meremehkan “apa jadinya jika ia jadi pacarku…” ia bergidig “apa aku harus memakai kaca mata tebal juga?”

“huaahhahahaha”

“membawa buku ke manapun?” cemooh Yunho lagi.

“huaahahahahahaaaaa”

“berjalan menunduk seperti ini?” ia memperagakan jalan Kim Jaejoong yang sangat kaku.

“hahaaaahHAHAHAHA” tawa ketiga temannya semakin kencang.

“harus mendapat angka 100 terus tiap ujian…? Heeehh… aku tidak bisa membayangkannya” ia geleng-geleng kepala, lalu duduk lagi, puas menertawakan Kim Jaejoong.

“kau tidak boleh begitu…” Ara memperingatkan dengan nada tidak serius.

“moodmu membaik berkat Jaejoong, heh?” ejek Changmin.

Yunho bersiap melempar gelas kertas miliknya “sialan kau!”

“jadi, sebenarnya apa yang sejak pagi kau pikirkan?” tanya Ara lagi.

“ayahku… dia mencabut semua fasilitasku”

“wae?” kejar Junsu.

“gara-gara nilai 2 pada tes matematika kemarin” Yunho mulai terlihat murung lagi.

“pakai saja dulu punyaku Chagi, paling-paling hanya ditahan seminggu kan?” Ara mencoba menghibur sang kekasih.

Yunho menggeleng “sayangnya bukan hanya seminggu. Tapi sampai nilaiku membaik, masuk ke dalam 10 besar”

“waah, kau dalam masalah besar Yun!” komentar Changmin “Abeonim sama saja menyatakan bahwa kau tidak boleh lagi memakai fasilitas itu seumur hidupmu!”

“jadi kau akan ikut program guru privat lagi?” tanya Junsu.

Yunho menggeleng “sudah kupikirkan, itu tidak ada gunanya. Aku perlu cara yang cepat dan hasilnya menjanjikan!”

“tidak ada yang bisa menolongmu di sini, kau juga tahu nilai kita bertiga sama parahnya denganmu” tambah Junsu “kecuali…” sebuah lampu imajinasi menyala di atas kepalanya  
 “kalau kau minta bantuan Kim Jaejoong” ia tersenyum jahil.

“dengan menjadi pacarnya? Cih! Sory yaa…” tolak Yunho mentah-mentah.

“kau hanya perlu memanfaatkan dia Chagi” penegasan itu disampaikan Ara dengan setengah berbisik.

“kau, tidak cemburu?” heran Yunho.

Ara malah tertawa “pada cewek culun seperti dia?” Ara menggeleng “no! no… no…”

“bagaimana? Mau kubuatkan skenarionya?” mata Changmin berbinar-binar.

TBC...

***
Bagaimana, bagaimana??? Hehe, aku mengalami kendala besar dalam menyelesaikan FF ini karena tersandung schedule mengajar dan terkendala masalah mood ^ ^ Ceritanya emang mainstream bangeett kayak FTV2 gitu, eh tapi semoga enggak ahh.., Thanks for reading guys, kalau bisa koment ya^^ 

~Dian_mirotica~

Jumat, 14 Agustus 2015

Pabo Chapter 1


Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (Yunho’ girlfriend)

Cameo: Lee Sungmin (as president of class)

Genre  : Romance, School Life

Author : Dian_mirotica

~~~
SMA Sungkyunkwan
Pria jangkung dengan wajah oriental yang menawan itu baru saja masuk ke dalam kelas. Kontan saja suara riuh rendah yang tadinya memenuhi penjuru ruangan mendadak senyap dalam sekejap. Siswa-siswa berhamburan menuju tempat duduk mereka masing-masing dan siap menyapa sang guru.

“Selamat Pagi paaaaaaaak” koor siswa setelah dipimpin Sungmin sang ketua kelas.

“pagi” jawab Lee Min Ho saem seraya menyapukan pandangan pade seluruh siswa dan memegang ujung frame kacamatanya “ke mana lagi anak yang duduk di ujung sana?” ia menggerakan ujung pulpennya untuk menunjuk salahsatu bangku kosong.

Tidak ada yang menjawab karena memang tidak ada yang tahu ke mana Jung Yunho. Orang yang menjadi sorotan tentu saja Shim Changmin dan Kim Junsu yang dikenal sebagai ‘ajudan’nya.

“kami juga tidak tahu Saem!” ujar Changmin jujur.

Guru Lee hampir saja memberi tanda ‘alpa’ pada absen Jung Yunho si anak Chaebol itu, namun sosok yang sejak tadi dicari akhirnya datang.

“maaf Saem aku terlambat!” ujarnya santai, lalu tanpa rasa bersalah ia berjalan masuk dan duduk di kursinya.

Guru Lee, guru paling tampan di SMA Sungkyunkwan yang rambutnya selalu klimis dengan model belah pinggir itu adalah lulusan terbaik Universitas Seoul, namun status itu tidak bisa mencegahnya saat merasa murka pada siswa.

“apa-apaan jaket kulit itu?” wajahnya mengeras, tatapannya menusuk.

“ah… ini, jaket koleksi terbaru saya Pak” sahut Jung Yunho yang malah menjadikan tanya-jawab itu sebagai ajang pamer. Ia bahkan membenarkan kerah jaket barunya yang memang terlihat sangat mewah itu.

“lepas!!!” kata Guru Lee galak.

Jung Yunho malah cengar-cengir meski pada akhirnya melepaskan jaket itu.
Setelah menghela nafas panjang untuk menetralkan emosi, Guru Lee kembali fokus pada tugasnya. Ia mengeluarkan sebuah map cokelat berisi hasil ulangan Matematika minggu lalu. Para siswa langsung berbisik-bisik panik, mereka tahu kebiasaan guru Lee, ia akan mengumumkan nilai siswa terbaik dan nilai siswa terburuk.

“nilai terbaik untuk ulangan Matematika minggu lalu, selamat, lagi-lagi Kim Jaejoong!” Guru Lee tersenyum tipis sambil memberi isyarat kepada Jaejoong untuk mengambil lembar hasil tes.

Kim Jaejoong, yeoja itu mendapat gelar yeoja paling culun di SMA Sungkyunkwan. Seragamnya terlihat aneh karena terlalu besar di badannya, orang-orang kemudian tahu bahwa Jaejoong tidak pernah membeli seragam baru. Ia selalu mendapat seragam bekas dari kakak kelas kenalannya yang sudah lulus. Kacamata pantat botolnya adalah ikon paling menyolok karena tidak pernah lepas dari mata minus itu dan gerakannya juga terlihat kaku, namun entah kenapa ia sangat beruntung. Ia mendapat ranking terbesar se-SMA Sungkyunkwan dua tahun berturut-turut dan berteman dekat dengan namja jenius tampan Park Yoochun.

“kamsahamnida…” katanya seraya mengambil kertas itu dari tangan Guru Lee.

“dan untuk nilai paling buruk…” semua orang menahan nafas “selamat, lagi-lagi…” orang-orang mulai bernafas normal kembali dan satu dua di antara mereka mulai cekikikan dan melihat ke satu arah yang sama “Jung Yunho!!!” wajah Guru Lee terlihat keruh lagi.
Jung Yunho maju ke depan kelas dengan gaya santainya, begitu lembar hasil tes berpindah ke tangannya ia terlihat sumringah “Oh, Saem! Lihat, nilaiku naik” ia lalu kegirangan sambil menunjukkan nilai kepala bebeknya. 

“apa kau pantas bahagia seperti itu Jung Yunho?! Nilaimu sebelumnya 1,9 tahu!!!” Guru Lee nyaris naik pitam lagi. Seantero kelas tertawa, bahkan Kim Jaejoong, namun yang paling keras tertawanya adalah Shim Changmin dan Kim Junsu.

“kalian tidak boleh tertawa Shim Changmin! Kim Junsu!!! Nilai kalian adalah nilai kedua dan ketiga paling buruk di kelas ini”
Koor tawa terdengar lagi.

***

Usai jam pelajaran, masih di SMA Sungkyunkwan

Semua siswa sudah pulang sejak bel pulang berbunyi, tinggallah Shim Changmin dan Kim Junsu yang harus menyelesaikan hukuman mereka karena termasuk tiga terbawah dalam ulangan.

“mana Yunho?” tanya Changmin yang tidak yakin Junsu juga tahu jawabannya.

Junsu melihat ke sekitar “setelah istirahat juga dia tidak masuk, mungkin bolos lagi”

Changmin terlihat kesal “assiih, anak itu pasti sedang pacaran dengan Go Ara”

“sudah, abaikan saja anak itu! Lagipula kalau ada di sini dia tidak akan membantu” kata 
Junsu yang sejurus kemudian mengambil sapu, siap bersih-bersih.

Sementara Changmin mengambil kemoceng dan mulai membersihkan loker siswa-siswa yang ada di belakang kelas. Pekerjaanya terhenti saat melihat salahsatu loker terbuka “loker siapa ini? Apa dia lupa mengunci, haruskah ku kunci saja loker ini?” ia meminta pendapat Junsu.

“loker siapa?”

Changmin melihat pintu loker dan membaca nama pemiliknya “Kim Jaejoong”

“biarkan saja, mungkin dia sengaja, orang jenius seperti dia mana mungkin lupa kan?”

“Ya! Itu tidak ada hub-“  ucapan Changmin berhenti di udara begitu secara tidak sengaja melihat apa yang berada di dalam loker.

“kenapa?” tanya Junsu heran.

Mata Changmin terbelalak “bukankah ini Yunho?” ia mengacungkan sebuah wajah yang dilukis dengan pensil.

Junsu takjub, ia mendekat dan memastikan bahwa itu memang Yunho.

“Kim Jaejoong ternyata jago menggambar” komentar Junsu.

“hei, bukan itu poinnya!” Changmin agak kesal karena sahabatnya itu tidak peka menangkap bahan yang bisa dijadikan berita seru “kenapa Kim Jaejoong menggambar Yunho? Jangan-jangan dia menyukai Yunho!!”

“eukyang…kyaang…” Junsu tertawa renyah “pada anak bodoh itu?”

“apa yang kalian lakukan?” tiba-tiba saja Kim Jaejoong sudah berada di ambang pintu, kekhawatirannya terjadi. Ia baru saja ingat belum mengunci loker, ia takut kalau seseorang menemukan gambarnya.

“kau yang menggambar ini kan?” tanya Changmin dengan tatapan menggoda.

Kim Jaejoong mendekat dengan buru-buru dan dirampasnya kertas itu sampai sobek 
“kembalikan!” katanya sambil memasukan kembali kertas yang telah sobek itu ke loker, menguncinya dan segera berbalik untuk keluar kelas.

“kau suka pada Jung Yunho rupanya…” kali ini Junsu ikut menggoda.

Wajah Kim Jaejoong memerah, ia tertangkap basah.

“kenapa harus sama duo rascal itu siiihhh???” keluh Jaejoong dalam hati.

***
Di rumah Jaejoong, Seoul.

Kim Jaejoong duduk lemas di depan meja belajarnya. Dengan penerangan lampu meja ia melihat kembali gambar-gambar yang telah ia buat selama lebih dari dua tahun. Semuanya gambar Jung Yunho. Ia memang sudah menyukai namja itu sejak lama.  

Flashback

Selain belajar, bekerja adalah kegiatan sehari-hari Jaejoong. Karena berasal dari keluarga miskin ia jadi melakukan kerja paruh waktu apapun yang ia bisa. Malam ini ia baru saja pulang bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restaurant.

Jalan yang gelap sudah biasa ia lalui, ia sama sekali  tidak takut, namun masalahnya di ujung jalan sana ada sekumpulan namja yang tengah mabuk-mabukan. Meski takut-takut, Jaejoong memberanikan diri berjalan karena tidak ada arah lain menuju rumahnya selain jalan itu.   

“Oiii, nona!!!” panggil salah satu namja berbada gemuk.

Jaejoong tahu itu panggilan untuknya, ia memejamkan mata sekilas dan mempercepat langkah. Namun si namja berbadan gemuk itu malah nekat menarik Kim Jaejoong. Yeoja itu pun refleks berteriak ketakutan.

“lepaaas!!! Ihhh, lepaskan aku!!!” rontanya sekuat tenaga.

Melihat sikap itu, ia malah ditertawakan. Namja lain mulai mendekat, ada yang memainkan rambut Jaejoong, ada yang mengelus-elus dagunya, bahkan ada yang berani memainkan ujung rok Jaejoong.

Kim Jaejoong ketakutan setengah mati. Namun semakin ia mencoba berteriak dan melawan, tenaganya semakin lemah. Akhirnya ia hanya bisa memohon pada namja-namja menakutkan itu “tolong tepaskan aku…. Aku mohooooon…” tangisnya mulai pecah.

Suara tawa menyebalkan itu kembali terdengar “kalau kau ingin dilepaskan, temani kami dulu kalau begitu…” kekehnya semakin berani menyentuh Jaejoong.

Tepat saat keadaan kritis itu, seseorang datang menarik, mendorong, meninju, menendang, bahkan sempat meludah jijik ke arah namja mabuk itu. Jaejoong tidak ingat benar kejadiannya, yang jelas dalam waktu singkat namja-namja pemabuk itu sudah tumbang. Si penyelamat menarik Jaejoong pergi menjauh dari sana.

“kau tidak apa-apa?” tanyanya datar.

Jaejoong masih terlalu shock untuk bersuara, ia hanya menggeleng. Tatapannya tertuju pada seorang namja tinggi yang wajahnya terlihat samar-samar di bawah penerangan lampu jalan. Meski hanya sekilas, Jaejoong tidak melupakan wajah itu, dan beberapa waktu kemudian ia tahu sosok penyelamat itu adalah Jung Yunho.

“jalan di sekitar sini memang gelap, kau hati-hatilah”  pesannya sebelum pergi.

Jaejoong hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih dalam suara yang terlampau lemah saat itu. Ia tidak yakin Jung Yunho mendengarnya.


Flashback end

TBC...