Kamis, 10 September 2015

Pabo [Chapter 5]





Main Cast:

Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu


Other Cast:

Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (as Yunho’ girlfriend), Lee Sungmin (as president of class)


Cameo:

Yoo Eun Hye, Im Yoona, Jung Il Woo, Lee Yeo Won


Genre:

Romance, School Life

Rating:


General

Author : Dian_mirotica



Jung Yunho POV

Kau percaya karma?

Aku percaya! Karena aku sedang mengalaminya saat ini. Awalnya aku berniat memanfaatkan si yeoja culun Kim Jaejoong untuk membuat nilai ulangan matematikaku naik, tapi sepertinya semakin hari malah aku yang dikerjai oleh dia.

Dia bukan Kim Jaejoong yang biasa kulihat di kelas dengan gerakan kakunya. Dia berubah menjadi Guru Lee versi wanita!! Galak, liar, dan tanpa ampun. Di tangan kanannya selalu tersedia tongkat pemukul dari besi yang entah dia dapatkan dari mana. Setiap kali aku lengah ia akan memukulkan tongkat itu ke lenganku, kepalaku, punggungku, bahkan pantatku. Aku tidak mengerti apa yang terjadi padanya…

“soal ini baru kuajarkan beberapa menit yang lalu! Masa kau tidak ingat??? Took tok tok!!!” cecarnya seraya mengetukkan tongkat besi itu ke meja.

Aku menelan ludah, melirik ‘anjing’ penjaga yang membuatku semakin tidak bisa berkutik dalam keadaan ini, dia adalah Park Yoochun. Namja itu selalu hadir dalam sesi belajar bersama kami, duduk sambil mengangkat kakinya ke meja dan menggambar sesuatu di buku sketsanya.

“aku sungguh lupa… Jaejoong-ah…” dengar? Sekarang suaraku memelas pada si culun ini.

Jaejoong duduk di depanku setelah mendengus kesal. Ditariknya buku catatanku, lalu ia membuka sebuah halaman “lihat baik-baik! Aku bahkan mencatat materinya di buku tulismu” ia mengangkat buku itu dan menyodorkannya ke hadapan wajahku.

“baca ini dulu lalu selesaikan soalnya. Kau tidak boleh pulang sebelum soal ini selesai” tegasnya dengan wajah teramat serius.

“HAH? Tapi… a…akuu…” kau juga dengar? Suaraku menjadi gugup menghadapi kegalakan yeoja aneh ini.

“atau…” suaranya mendesis, seperti bersiap mengancamku “akan kulaporkan pada Guru Lee bahwa peermu minggu lalu aku yang mengerjakannya!”

“heeeei…” aku berusaha tertawa “kalau kau melakukan itu kau juga bisa berada dalam masalah”

“tidak apa-apa bagiku” saat mengucapkan itu aku tahu Jaejoong tidak beromong kosong.
Aku menyerah, kuamati catatan yang dibuat yeoja ini tentang materi Persamaan dan Pertidaksamaan. Tulisan tangannya rapi dan sejujurnya bisa kumengerti dengan mudah kalau aku tidak sedang dalam keadaan stress begini. Kutenggelamkan diriku dalam soal-soal sialan itu, lalu tanpa kusadari waktu berlalu begitu saja.

“selesai…” aku menghembuskan nafas, lega sekaligus tidak percaya. Aku bisa menyelesaikan satu soal persamaan selama kurang dari satu jam! Tepatnya sekitar 57 menit. Oke, aku tahu itu bukan prestasi.

Kuedarkan pandanganku, dan hanya kudapati Park Yoochun di sana. Posisinya sudah berubah, buku sketsanya tidak ada, ia sedang mendengarkan MP3.

“mana Jaejoong?” tanyaku seraya mendekat.

“kau udah selesai?” ia malah bertanya balik.

Aku memperlihatkan hasil kerjaku.

“Jaejoong harus kerja sambilan, jadi tugas ini biar aku yang periksa!” katanya sambil merebut buku catatanku dengan gerakan kasar.

Jaejoong POV

Sejak malam itu, aku menceritakan semuanya pada Yoochun tentang rencana Yunho mengerjaiku. Awalnya ia marah dan bilang akan menghajar Yunho keesokan harinya, namun kucegah hal itu. Aku justru meminta bantuannya untuk menangani namja kasar bodoh ini.

Dua minggu berlalu, seperti biasa aku mengajar Yunho sepulang sekolah. Biasanya ia tidak bisa membolos karena selalu ada Yoochun di sampingku. Namun hari ini Yoochun pergi ke acara lomba fashion shownya, jadi aku sedikit cemas, takut tidak bisa menangani namja ini.

“caa… minggu ini adalah penentuan pertamamu Jung Yunho” kataku sambil menunjukkan selembar kertas.

“apa ini?”

“daftar materi yang akan muncul di ulangan minggu depan”

“sebanyak ini?”

Bltraaak!! Kupukul kepalanya dengan gulungan kertas, entah sejak kapan aku mulai terbiasa melakukan itu “banyak dari mana? Itu hanya setengah dari materi kita semester 
ini!” kataku galak.

“aku tidak bisa…” ia menyodorkan balik kertas itu.

Aku mengernyit, aku sudah duga ia akan bertindak pesimistis seperti itu “kenapa? Kau bilang kau mau nilai matematikamu naik? Kau bahkan meminta bantuanku untuk mengajarimu, lalu kenapa sikapmu begini?” aku marah betulan.

Yunho melongo, mungkin baru mendengar aku marah dalam kalimat sepanjang itu, atau mungkin kaget karena mataku berair “aku… aku hanya bercanda, tidak usah serius begitu…” ia tersenyum canggung dan mengambil kembali kertas yang kuberikan.

Aku mengusap mataku sekilas “ayo kita mulai…!”

Tanpa perlu disuruh-suruh atau dibujuk-bujuk lagi, Yunho membuka buku latihannya dan mengerjalan soal yang ku print out. Ia tidak lagi banyak bicara seperti awal-awal pertemuan. Melihatnya, aku malah menjadi gugup, rupanya perasaan itu belum hilang sama sekali bahkan setelah aku tahu dia memanfaatkanku.

“Jaejoong-ah…” ia memanggilku tanpa mengalihkan tatapan dari buku soal. Keningnya mengerut, tanda sedang berpikir keras.

“wae?” jawabku terdengar se-tidak acuh mungkin.

“sini, pallli” tangannya melambai-lambai jenaka “aku tidak mengerti soal yang ini”

Yoochun POV

Aku masih berada di sekitar sekolah, baru saja parterku, Im Yoona, memberitahu bahwa salahsatu model yang akan menggunakan rancangan bajuku mendadak masuk rumah sakit. Ia tidak bisa tampil hari ini jadi aku diminta mencari model pengganti. Acarnya akan dimulai satu jam lagi, tidak ada waktu! Belum lagi aku harus membawa satu baju lagi yang masih ada di rumah.

Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepalaku. Tanpa membuang waktu lagi aku segera berlari menuju kantin.

“Jaejoong-ah…” panggilku dengan nafas tersengal.  Ia yang sedang mengajarkan sesuatu kepada murid bodohnya itu langsung menoleh dan terlihat kaget melihat keadaanku.

“kau masih di sini?”

“aku butuh bantuanmu”

“wae? Katakanlah…” ia terlihat ikut panik.

“aku butuh model, tolong jadi modelku hari ini”

“haahahaaa…” dengan tak sopannya si Jung Yunho tertawa keras-keras sambil menunjuk-nunjuk Jaejoong “dia? Jadi model? Kau ingin kalah dalam kompetisimu hah?”

Kulihat Jaejoong menggertakan gigi, menahan kesal “memang kenapa dengan modelmu 
yang kemarin?”

“dia sakit, sudahlah, kau bisa kan? Hari ini sangat penting bagiku Jaejoong-ah. Kau mau kan?”

Jaejoong terlihat ragu saat menganggukan kepalanya “akan kucoba”

“ayo pergi” kataku sambil meraih tangannya yang selesai membereskan buku, namun sesaat kemudian langkahku tertahan. Aku masih butuh tenaga lain “hey, Jung Yunho, kau bisa mengendarai mobil kan?”

“bisa, menangnya kenap—“


“oke, kau juga ikut!” kataku otoriter.

TBC...

~~~
 Annyeong!!! Apa kabar kalian yang masih setia atau mungkib baru baca FF di blog ini? Semoga kalian sehat selalu. Amiin. Gimana FF nya? enak nggak? Haha, jangan lupa koment ya, kalo nggak punya akun gmail kalian juga bisa komen dengan login di facebook. Aku tunggu komentar-komentar atau kritik kalian ^ ^


Dian_mirotica
~~~
 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar