Kamis, 24 September 2015

Pabo [Chapter 8]



Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (as Yunho’ girlfriend), Lee Sungmin (as president of class)

Cameo:
Yoo Eun Hye, Im Yoona, Jung Il Woo, Lee Yeo Won

Genre:
Romance, School Life

Rating:
General

Author : Dian_mirotica

Delicious Burger Café, Sepulang sekolah

“kenapa kau mengajakku ke sini?” tanya Jaejoong heran, ia juga penasaran dengan ekspresi wajah Yunho sepanjang hari ini. Pagi tadi ia sangat bersemangat, namun sepulah sekolah ia terlihat lesu.

“ada yang ingin kurayakan”

“mwondae?”

Yunho mengaduk colanya dengan sedotan, ia tiba-tiba melihat mata Jaejoong “karena kau telah melepas kacamata norakmu, jhahahaa…” ia tertawa renyah. Jaejoong dongkol.

“mwoyaa~” memang benar, karena lensa yang diberikan Yoona kemarin bisa dipakai lagi dan terasa nyaman makanya ia meninggalkan kacamatanya. “tidak, bukan itu, alasan sebenarnya adalah karena Jung Yunho bilang ia lebih cantik tanpa kacamata. Aissssh”

“bercanda. Sebenarnya tadi pagi eomma diam-diam mengambalikan kartu kreditku. Kau tahu alasannya apa?”

Jaejoong tahu ia harus menggeleng.

“karena aku tertidur di meja belajar saat mengerjakan soal-soal matematika yang kau berikan!” katanya penuh antusias “adeul, akhirnya kau seperti pelajar… aku bangga padamu” ia memperagakan suara sampai gerak tangan eommanya.

Jaejoong tertawa “aku tidak  tahu kau separah itu!” komentarnya di sela tawa.

“aku juga, aku tidak tahu bahwa aku separah itu” Jung Yunho menggeleng-gelengkan kepala, jelas ia melakukannya untuk melucu “jika aku sampai pintar sepertimu, kupikir appa akan langsung menyerahkan perusahaannya padaku” kelakarnya.

Jaejoong menyisakan senyuman kecil di ujung tawanya “aku iri…”

Yunho tertohok, ia tahu benar hal itu. Di satu sisi, ia anak Chaebol yang bodoh dan malasnya minta ampun diberi banyak kemudahan, namun di sisi lain anak rajin dan pintar harus berusaha mati-matian bekerja demi keluarganya.

“kau, sudah mengisi formulir masa depan?” Yunho mencoba mengalihkan pembicaraan.

Jaejoong mengangguk, “aku menerima tawaran beasiswa dari Universitas Seoul” katanya.

“sekarang, aku yang iri…” balas Yunho.

“kenapa?”

“aku belum tahu mau ke mana”

“tidak ke jurusan bisnis? Appamu bisnisman bukan?”

“yah… aku pasti di arahkan ke sana” ia mengedikkan kepala, tidak mau ambil pusing.

“kau punya hobi tertentu?”

“hobi?? Hm…” ia berpikir sejenak “saat aku berkumpul dengan Junsu dan Changmin, aku sering nge-dance”

“nge-dance? Kau?” Jaejoong tak menyangka.

“kau tidak percaya? Mau lihat?” ia kemudian turun dari kursi dan melakukan beberapa gerakan dance, tidak peduli seisi kafe memperhatikannya dengan tatapan aneh. 
“bagaimana?”

“buruk! Idol kesukaanku bisa melakukan itu lebih baik!” Jaejoong mengerucutkan bibirnya.

“itu memang dance yang gampang. Mau kutunjukkan yang lebih bagus lagi?” ia terdengar 
seperti pamer, bukan menawari.

Jaejoong menatap sekeliling, ia merasa risih, namun Yunho tidak “kalau begitu lakukan!” sahutnya dengan nada menantang, diam-diam ia menyalakan perekam video di ponselnya.

Yunho menggeser beberapa kursi dan membuat ruangan yang lebih luas untuk dirinya. Ia bersiap sejenak. Tanpa musik, ia mulai menggerak-gerakan bahunya, menaik turunkan tangan dan menggoyangkan kaki. Ia menari seolah ada musik dalam kepalanya. Sorotan orang-orang semakin terfokus, beberapa mencibir, namun kebanyakan terkagum-kagum atas aksinya.

Kakinya berhenti bergerak. Tariannya selesai.

Dan tepuk tangan membahana.

Rumah Kim Jaejoong

Kim Jaejoong baru saja selesai mandi, ia meraih ponsel dan duduk di depan meja belajar. Ia membuka sebuah video, lalu tersenyum.

“bakat sehebat ini bagaimana bisa bersembunyi dengan baik?”

Lalu, ia memikirkan sesuatu. Diliriknya jam dinding, pukul 00.00, ia menolerasi dirinya untuk terjaga satu jam lagi. Dinyalakannya laptop, dan beberapa saat kemudian ia telah meluncur di internet. Mencari sesuatu berkaitan dengan ‘beasiswa universitas jurusan seni’.

Beberapa hari kemudian, Gedung Olahraga SMA Sungkyunkwan

Kelas XII-C baru saja selesai mengikuti pelajaran olahraga. Tanpa komando, Yunho cs langsung berkumpul di belakang gedung yang agak sepi. Karena ini akhir minggu, jadi mereka biasanya menghabiskan waktu sampai jam istirahat selesai untuk merencanakan kegiatan mereka di hari minggu.

“bagaimana kalau kita ke villa keluargaku? Kudengar di sana banyak hantu. Ayo kita berburu hantu minggu ini” usul Junsu.

Yang lain tidak terlihat berminat, bahkan Changmin mengelus kepala anak itu “kau pikir kau bisa tahan melihat hantu, heh?” 

“aku hanya usul, habis kita sudah lama sekali tidak berlibur. Aku kan bosan…”

Changmin menopang dagu dengan tangan kanannya, ia melirik pada Yunho yang tengah melamun “itu karena ketua kita sedang sibuk…” sindirnya.

“benar! Aku juga merasa dia sangat sering bersama yeoja culun itu”

“siapa yang kau maksud?” Yunho tersadar dari lamunannya.

“Jaejoong tentu saja, siapa lagi?”

“sekarang dia sudah tidak culun lagi, tahu!” Yunho tersenyum, baru saja wajah cantik Jaejoong terlintas di kepalanya.

Changmin dan Junsu sontak saling bertukar pandang “heol… lihat kan?” kata Changmin.
“jadi, sudah ada rencana ke mana kita minggu ini?” tiba-tiba Go Ara muncul.

Changmin langsung menarik tangan gadis itu dan menyuruhnya duduk di depan Yunho “sini, duduklah. Ara-yah, coba kau perhatikan baik-baik namjachingumu ini, apakah ada yang berbeda dengan dia?”

Yunho jadi keheranan, ia benar-benar tidak tahu apa yang dicurigai Changmin.
Ara menurut tanpa bertanya, ia memperhatikan baik-baik tiap inci wajah Yunho “ada!” ia tersenyum lebar “dia semakin tampan…”

Changmin dan Yunho menghela nafas bersamaan.

“bukan itu!” protes Junsu kesal “baru saja aku lihat dia membicarakan Kim Jaejoong sambil tersenyum seperti ini…” ia menarik kedua ujung mulutnya tinggi-tinggi “ireohkae, lebar…”

“apa maksudmu? Aku? Tersenyum? Heh!” elak Yunho.

“benar, aku juga melihatnya” tambah Changmin “jangan bilang… kau suka padanya?” mata namja itu menyipit, memperhatikan kekagetan kecil yang terjadi pada wajah Yunho.

“an…anhi…” jawab Yunho gelagapan.

“lihat! Dia bahkan menjawabnya dengan gugup” Junsu menyudutkan.

Go Ara mulai terlihat marah “kau benar-benar suka pada gadis culun itu???” amuknya.

Beberapa meter dari sana, tepat di balik tembok, Jajoong berdiri terpaku. Kedua tangannya mengenggam erat smatrphone di layarnya masih terlihat bahwa ia baru saja membuka email dari kakak kelasnya yang ia mintai bantuan. Yunho mendapat tawaran beasiswa di 
Universitas Seni Seoul berkat video yang dikirimkan oleh Jaejoong.

“tidak, tidak!! Tidak kubilang!!! Kalian pikir aku sudah tidak normal? Aisshhh” Yunho terus mengelak “kalian kan tahu, dia bukan tipeku. Bukan tipe siapapun… dia culun norak. Ah… apakah aku harus mengatakan pada kalian betapa noraknya yeoja itu?”

“buktikan kalau begitu!!” tantang Ara.

“mwo?” Yunho tidak mengerti.

“buktikan kalau kau memang masih normal”

Jaejoong mengeratkan genggaman tangannya “andwae Jaejoong, kau tidak boleh terluka seperti itu. Dari awal kan kau sudah tahu bagaimana ia memanfaatkanmu. Pergilah ke sana dan katakan keperluanmu. Sudah itu saja” Jaejoong memejamkan mata sejenak, lalu mengambil langkah keluar dari balik tembok. Dan…

Yunho diam sejenak, lalu ia melangkah mendekati Go Ara dan menciumnya.

Jaejoong menarik lagi tubuhnya ke belakang tembok. Sekarang ia tidak bisa menahan tangisnya. Satu-satunya hal ia bisa ia pikirkan saat ini adalah, pergi dari tempat itu sesegara mungkin.

Yoochun sedang menghabiskan waktu istirahatnya dengan buku sketsa di gedung lantai tiga yang berseberangan dengan gedung olahraga. Ia melihat semua kejadian itu dari kejauhan.

Sepulang Sekolah, Secret Garden

“wae?” tanya Yunho setelah melihat punggung Yoochun. Ia disuruh oleh namja itu datang ke tempat sepi ini, katanya ada sesuatu yang harus ia bicarakan.

Yoochun membalikan tubuh lalu..

BUUkkKK!!!

Ia meninju wajah Jung Yunho.

TBC...

~~~
TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN SEBAGAI BALASAN ATAS KERJA KERAS AUTHOR
~~~  
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar