Jumat, 14 Agustus 2015

Pabo Chapter 1


Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (Yunho’ girlfriend)

Cameo: Lee Sungmin (as president of class)

Genre  : Romance, School Life

Author : Dian_mirotica

~~~
SMA Sungkyunkwan
Pria jangkung dengan wajah oriental yang menawan itu baru saja masuk ke dalam kelas. Kontan saja suara riuh rendah yang tadinya memenuhi penjuru ruangan mendadak senyap dalam sekejap. Siswa-siswa berhamburan menuju tempat duduk mereka masing-masing dan siap menyapa sang guru.

“Selamat Pagi paaaaaaaak” koor siswa setelah dipimpin Sungmin sang ketua kelas.

“pagi” jawab Lee Min Ho saem seraya menyapukan pandangan pade seluruh siswa dan memegang ujung frame kacamatanya “ke mana lagi anak yang duduk di ujung sana?” ia menggerakan ujung pulpennya untuk menunjuk salahsatu bangku kosong.

Tidak ada yang menjawab karena memang tidak ada yang tahu ke mana Jung Yunho. Orang yang menjadi sorotan tentu saja Shim Changmin dan Kim Junsu yang dikenal sebagai ‘ajudan’nya.

“kami juga tidak tahu Saem!” ujar Changmin jujur.

Guru Lee hampir saja memberi tanda ‘alpa’ pada absen Jung Yunho si anak Chaebol itu, namun sosok yang sejak tadi dicari akhirnya datang.

“maaf Saem aku terlambat!” ujarnya santai, lalu tanpa rasa bersalah ia berjalan masuk dan duduk di kursinya.

Guru Lee, guru paling tampan di SMA Sungkyunkwan yang rambutnya selalu klimis dengan model belah pinggir itu adalah lulusan terbaik Universitas Seoul, namun status itu tidak bisa mencegahnya saat merasa murka pada siswa.

“apa-apaan jaket kulit itu?” wajahnya mengeras, tatapannya menusuk.

“ah… ini, jaket koleksi terbaru saya Pak” sahut Jung Yunho yang malah menjadikan tanya-jawab itu sebagai ajang pamer. Ia bahkan membenarkan kerah jaket barunya yang memang terlihat sangat mewah itu.

“lepas!!!” kata Guru Lee galak.

Jung Yunho malah cengar-cengir meski pada akhirnya melepaskan jaket itu.
Setelah menghela nafas panjang untuk menetralkan emosi, Guru Lee kembali fokus pada tugasnya. Ia mengeluarkan sebuah map cokelat berisi hasil ulangan Matematika minggu lalu. Para siswa langsung berbisik-bisik panik, mereka tahu kebiasaan guru Lee, ia akan mengumumkan nilai siswa terbaik dan nilai siswa terburuk.

“nilai terbaik untuk ulangan Matematika minggu lalu, selamat, lagi-lagi Kim Jaejoong!” Guru Lee tersenyum tipis sambil memberi isyarat kepada Jaejoong untuk mengambil lembar hasil tes.

Kim Jaejoong, yeoja itu mendapat gelar yeoja paling culun di SMA Sungkyunkwan. Seragamnya terlihat aneh karena terlalu besar di badannya, orang-orang kemudian tahu bahwa Jaejoong tidak pernah membeli seragam baru. Ia selalu mendapat seragam bekas dari kakak kelas kenalannya yang sudah lulus. Kacamata pantat botolnya adalah ikon paling menyolok karena tidak pernah lepas dari mata minus itu dan gerakannya juga terlihat kaku, namun entah kenapa ia sangat beruntung. Ia mendapat ranking terbesar se-SMA Sungkyunkwan dua tahun berturut-turut dan berteman dekat dengan namja jenius tampan Park Yoochun.

“kamsahamnida…” katanya seraya mengambil kertas itu dari tangan Guru Lee.

“dan untuk nilai paling buruk…” semua orang menahan nafas “selamat, lagi-lagi…” orang-orang mulai bernafas normal kembali dan satu dua di antara mereka mulai cekikikan dan melihat ke satu arah yang sama “Jung Yunho!!!” wajah Guru Lee terlihat keruh lagi.
Jung Yunho maju ke depan kelas dengan gaya santainya, begitu lembar hasil tes berpindah ke tangannya ia terlihat sumringah “Oh, Saem! Lihat, nilaiku naik” ia lalu kegirangan sambil menunjukkan nilai kepala bebeknya. 

“apa kau pantas bahagia seperti itu Jung Yunho?! Nilaimu sebelumnya 1,9 tahu!!!” Guru Lee nyaris naik pitam lagi. Seantero kelas tertawa, bahkan Kim Jaejoong, namun yang paling keras tertawanya adalah Shim Changmin dan Kim Junsu.

“kalian tidak boleh tertawa Shim Changmin! Kim Junsu!!! Nilai kalian adalah nilai kedua dan ketiga paling buruk di kelas ini”
Koor tawa terdengar lagi.

***

Usai jam pelajaran, masih di SMA Sungkyunkwan

Semua siswa sudah pulang sejak bel pulang berbunyi, tinggallah Shim Changmin dan Kim Junsu yang harus menyelesaikan hukuman mereka karena termasuk tiga terbawah dalam ulangan.

“mana Yunho?” tanya Changmin yang tidak yakin Junsu juga tahu jawabannya.

Junsu melihat ke sekitar “setelah istirahat juga dia tidak masuk, mungkin bolos lagi”

Changmin terlihat kesal “assiih, anak itu pasti sedang pacaran dengan Go Ara”

“sudah, abaikan saja anak itu! Lagipula kalau ada di sini dia tidak akan membantu” kata 
Junsu yang sejurus kemudian mengambil sapu, siap bersih-bersih.

Sementara Changmin mengambil kemoceng dan mulai membersihkan loker siswa-siswa yang ada di belakang kelas. Pekerjaanya terhenti saat melihat salahsatu loker terbuka “loker siapa ini? Apa dia lupa mengunci, haruskah ku kunci saja loker ini?” ia meminta pendapat Junsu.

“loker siapa?”

Changmin melihat pintu loker dan membaca nama pemiliknya “Kim Jaejoong”

“biarkan saja, mungkin dia sengaja, orang jenius seperti dia mana mungkin lupa kan?”

“Ya! Itu tidak ada hub-“  ucapan Changmin berhenti di udara begitu secara tidak sengaja melihat apa yang berada di dalam loker.

“kenapa?” tanya Junsu heran.

Mata Changmin terbelalak “bukankah ini Yunho?” ia mengacungkan sebuah wajah yang dilukis dengan pensil.

Junsu takjub, ia mendekat dan memastikan bahwa itu memang Yunho.

“Kim Jaejoong ternyata jago menggambar” komentar Junsu.

“hei, bukan itu poinnya!” Changmin agak kesal karena sahabatnya itu tidak peka menangkap bahan yang bisa dijadikan berita seru “kenapa Kim Jaejoong menggambar Yunho? Jangan-jangan dia menyukai Yunho!!”

“eukyang…kyaang…” Junsu tertawa renyah “pada anak bodoh itu?”

“apa yang kalian lakukan?” tiba-tiba saja Kim Jaejoong sudah berada di ambang pintu, kekhawatirannya terjadi. Ia baru saja ingat belum mengunci loker, ia takut kalau seseorang menemukan gambarnya.

“kau yang menggambar ini kan?” tanya Changmin dengan tatapan menggoda.

Kim Jaejoong mendekat dengan buru-buru dan dirampasnya kertas itu sampai sobek 
“kembalikan!” katanya sambil memasukan kembali kertas yang telah sobek itu ke loker, menguncinya dan segera berbalik untuk keluar kelas.

“kau suka pada Jung Yunho rupanya…” kali ini Junsu ikut menggoda.

Wajah Kim Jaejoong memerah, ia tertangkap basah.

“kenapa harus sama duo rascal itu siiihhh???” keluh Jaejoong dalam hati.

***
Di rumah Jaejoong, Seoul.

Kim Jaejoong duduk lemas di depan meja belajarnya. Dengan penerangan lampu meja ia melihat kembali gambar-gambar yang telah ia buat selama lebih dari dua tahun. Semuanya gambar Jung Yunho. Ia memang sudah menyukai namja itu sejak lama.  

Flashback

Selain belajar, bekerja adalah kegiatan sehari-hari Jaejoong. Karena berasal dari keluarga miskin ia jadi melakukan kerja paruh waktu apapun yang ia bisa. Malam ini ia baru saja pulang bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restaurant.

Jalan yang gelap sudah biasa ia lalui, ia sama sekali  tidak takut, namun masalahnya di ujung jalan sana ada sekumpulan namja yang tengah mabuk-mabukan. Meski takut-takut, Jaejoong memberanikan diri berjalan karena tidak ada arah lain menuju rumahnya selain jalan itu.   

“Oiii, nona!!!” panggil salah satu namja berbada gemuk.

Jaejoong tahu itu panggilan untuknya, ia memejamkan mata sekilas dan mempercepat langkah. Namun si namja berbadan gemuk itu malah nekat menarik Kim Jaejoong. Yeoja itu pun refleks berteriak ketakutan.

“lepaaas!!! Ihhh, lepaskan aku!!!” rontanya sekuat tenaga.

Melihat sikap itu, ia malah ditertawakan. Namja lain mulai mendekat, ada yang memainkan rambut Jaejoong, ada yang mengelus-elus dagunya, bahkan ada yang berani memainkan ujung rok Jaejoong.

Kim Jaejoong ketakutan setengah mati. Namun semakin ia mencoba berteriak dan melawan, tenaganya semakin lemah. Akhirnya ia hanya bisa memohon pada namja-namja menakutkan itu “tolong tepaskan aku…. Aku mohooooon…” tangisnya mulai pecah.

Suara tawa menyebalkan itu kembali terdengar “kalau kau ingin dilepaskan, temani kami dulu kalau begitu…” kekehnya semakin berani menyentuh Jaejoong.

Tepat saat keadaan kritis itu, seseorang datang menarik, mendorong, meninju, menendang, bahkan sempat meludah jijik ke arah namja mabuk itu. Jaejoong tidak ingat benar kejadiannya, yang jelas dalam waktu singkat namja-namja pemabuk itu sudah tumbang. Si penyelamat menarik Jaejoong pergi menjauh dari sana.

“kau tidak apa-apa?” tanyanya datar.

Jaejoong masih terlalu shock untuk bersuara, ia hanya menggeleng. Tatapannya tertuju pada seorang namja tinggi yang wajahnya terlihat samar-samar di bawah penerangan lampu jalan. Meski hanya sekilas, Jaejoong tidak melupakan wajah itu, dan beberapa waktu kemudian ia tahu sosok penyelamat itu adalah Jung Yunho.

“jalan di sekitar sini memang gelap, kau hati-hatilah”  pesannya sebelum pergi.

Jaejoong hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih dalam suara yang terlampau lemah saat itu. Ia tidak yakin Jung Yunho mendengarnya.


Flashback end

TBC...
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar