Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho,
Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu
Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara
(Yunho’ girlfriend)
Cameo:
Lee Sungmin (as president of class)
Genre :
Romance, School Life
Author : Dian_mirotica
~~~
SMA Sungkyunkwan
Pria
jangkung dengan wajah oriental yang menawan itu baru saja masuk ke dalam kelas.
Kontan saja suara riuh rendah yang tadinya memenuhi penjuru ruangan mendadak
senyap dalam sekejap. Siswa-siswa berhamburan menuju tempat duduk mereka
masing-masing dan siap menyapa sang guru.
“Selamat
Pagi paaaaaaaak” koor siswa setelah dipimpin Sungmin sang ketua kelas.
“pagi” jawab
Lee Min Ho saem seraya menyapukan pandangan pade seluruh siswa dan memegang
ujung frame kacamatanya “ke mana lagi anak yang duduk di ujung sana?” ia
menggerakan ujung pulpennya untuk menunjuk salahsatu bangku kosong.
Tidak ada
yang menjawab karena memang tidak ada yang tahu ke mana Jung Yunho. Orang yang
menjadi sorotan tentu saja Shim Changmin dan Kim Junsu yang dikenal sebagai
‘ajudan’nya.
“kami juga
tidak tahu Saem!” ujar Changmin jujur.
Guru Lee
hampir saja memberi tanda ‘alpa’ pada absen Jung Yunho si anak Chaebol itu,
namun sosok yang sejak tadi dicari akhirnya datang.
“maaf Saem
aku terlambat!” ujarnya santai, lalu tanpa rasa bersalah ia berjalan masuk dan
duduk di kursinya.
Guru Lee,
guru paling tampan di SMA Sungkyunkwan yang rambutnya selalu klimis dengan
model belah pinggir itu adalah lulusan terbaik Universitas Seoul, namun status
itu tidak bisa mencegahnya saat merasa murka pada siswa.
“apa-apaan
jaket kulit itu?” wajahnya mengeras, tatapannya menusuk.
“ah… ini,
jaket koleksi terbaru saya Pak” sahut Jung Yunho yang malah menjadikan
tanya-jawab itu sebagai ajang pamer. Ia bahkan membenarkan kerah jaket barunya
yang memang terlihat sangat mewah itu.
“lepas!!!” kata
Guru Lee galak.
Jung Yunho
malah cengar-cengir meski pada akhirnya melepaskan jaket itu.
Setelah
menghela nafas panjang untuk menetralkan emosi, Guru Lee kembali fokus pada
tugasnya. Ia mengeluarkan sebuah map cokelat berisi hasil ulangan Matematika
minggu lalu. Para siswa langsung berbisik-bisik panik, mereka tahu kebiasaan
guru Lee, ia akan mengumumkan nilai siswa terbaik dan nilai siswa terburuk.
“nilai
terbaik untuk ulangan Matematika minggu lalu, selamat, lagi-lagi Kim Jaejoong!”
Guru Lee tersenyum tipis sambil memberi isyarat kepada Jaejoong untuk mengambil
lembar hasil tes.
Kim
Jaejoong, yeoja itu mendapat gelar yeoja paling culun di SMA Sungkyunkwan.
Seragamnya terlihat aneh karena terlalu besar di badannya, orang-orang kemudian
tahu bahwa Jaejoong tidak pernah membeli seragam baru. Ia selalu mendapat seragam
bekas dari kakak kelas kenalannya yang sudah lulus. Kacamata pantat botolnya
adalah ikon paling menyolok karena tidak pernah lepas dari mata minus itu dan
gerakannya juga terlihat kaku, namun entah kenapa ia sangat beruntung. Ia
mendapat ranking terbesar se-SMA Sungkyunkwan dua tahun berturut-turut dan
berteman dekat dengan namja jenius tampan Park Yoochun.
“kamsahamnida…”
katanya seraya mengambil kertas itu dari tangan Guru Lee.
“dan untuk
nilai paling buruk…” semua orang menahan nafas “selamat, lagi-lagi…”
orang-orang mulai bernafas normal kembali dan satu dua di antara mereka mulai
cekikikan dan melihat ke satu arah yang sama “Jung Yunho!!!” wajah Guru Lee
terlihat keruh lagi.
Jung Yunho
maju ke depan kelas dengan gaya santainya, begitu lembar hasil tes berpindah ke
tangannya ia terlihat sumringah “Oh, Saem! Lihat, nilaiku naik” ia lalu
kegirangan sambil menunjukkan nilai kepala bebeknya.
“apa kau
pantas bahagia seperti itu Jung Yunho?! Nilaimu sebelumnya 1,9 tahu!!!” Guru
Lee nyaris naik pitam lagi. Seantero kelas tertawa, bahkan Kim Jaejoong, namun
yang paling keras tertawanya adalah Shim Changmin dan Kim Junsu.
“kalian
tidak boleh tertawa Shim Changmin! Kim Junsu!!! Nilai kalian adalah nilai kedua
dan ketiga paling buruk di kelas ini”
Koor tawa
terdengar lagi.
***
Usai
jam pelajaran, masih di SMA Sungkyunkwan
Semua siswa
sudah pulang sejak bel pulang berbunyi, tinggallah Shim Changmin dan Kim Junsu
yang harus menyelesaikan hukuman mereka karena termasuk tiga terbawah dalam
ulangan.
“mana
Yunho?” tanya Changmin yang tidak yakin Junsu juga tahu jawabannya.
Junsu
melihat ke sekitar “setelah istirahat juga dia tidak masuk, mungkin bolos lagi”
Changmin
terlihat kesal “assiih, anak itu pasti sedang pacaran dengan Go Ara”
“sudah,
abaikan saja anak itu! Lagipula kalau ada di sini dia tidak akan membantu” kata
Junsu yang sejurus kemudian mengambil sapu, siap bersih-bersih.
Sementara
Changmin mengambil kemoceng dan mulai membersihkan loker siswa-siswa yang ada
di belakang kelas. Pekerjaanya terhenti saat melihat salahsatu loker terbuka
“loker siapa ini? Apa dia lupa mengunci, haruskah ku kunci saja loker ini?” ia
meminta pendapat Junsu.
“loker siapa?”
Changmin
melihat pintu loker dan membaca nama pemiliknya “Kim Jaejoong”
“biarkan
saja, mungkin dia sengaja, orang jenius seperti dia mana mungkin lupa kan?”
“Ya! Itu
tidak ada hub-“ ucapan Changmin berhenti
di udara begitu secara tidak sengaja melihat apa yang berada di dalam loker.
“kenapa?”
tanya Junsu heran.
Mata
Changmin terbelalak “bukankah ini Yunho?” ia mengacungkan sebuah wajah yang
dilukis dengan pensil.
Junsu
takjub, ia mendekat dan memastikan bahwa itu memang Yunho.
“Kim
Jaejoong ternyata jago menggambar” komentar Junsu.
“hei, bukan
itu poinnya!” Changmin agak kesal karena sahabatnya itu tidak peka menangkap
bahan yang bisa dijadikan berita seru “kenapa Kim Jaejoong menggambar Yunho?
Jangan-jangan dia menyukai Yunho!!”
“eukyang…kyaang…”
Junsu tertawa renyah “pada anak bodoh itu?”
“apa yang
kalian lakukan?” tiba-tiba saja Kim Jaejoong sudah berada di ambang pintu,
kekhawatirannya terjadi. Ia baru saja ingat belum mengunci loker, ia takut
kalau seseorang menemukan gambarnya.
“kau yang
menggambar ini kan?” tanya Changmin dengan tatapan menggoda.
Kim Jaejoong
mendekat dengan buru-buru dan dirampasnya kertas itu sampai sobek
“kembalikan!”
katanya sambil memasukan kembali kertas yang telah sobek itu ke loker,
menguncinya dan segera berbalik untuk keluar kelas.
“kau suka
pada Jung Yunho rupanya…” kali ini Junsu ikut menggoda.
Wajah Kim
Jaejoong memerah, ia tertangkap basah.
“kenapa
harus sama duo rascal itu siiihhh???” keluh
Jaejoong dalam hati.
***
Di rumah
Jaejoong, Seoul.
Kim Jaejoong
duduk lemas di depan meja belajarnya. Dengan penerangan lampu meja ia melihat
kembali gambar-gambar yang telah ia buat selama lebih dari dua tahun. Semuanya
gambar Jung Yunho. Ia memang sudah menyukai namja itu sejak lama.
Flashback
Selain belajar,
bekerja adalah kegiatan sehari-hari Jaejoong. Karena berasal dari keluarga
miskin ia jadi melakukan kerja paruh waktu apapun yang ia bisa. Malam ini ia
baru saja pulang bekerja sebagai pencuci piring di sebuah restaurant.
Jalan yang
gelap sudah biasa ia lalui, ia sama sekali
tidak takut, namun masalahnya di ujung jalan sana ada sekumpulan namja
yang tengah mabuk-mabukan. Meski takut-takut, Jaejoong memberanikan diri
berjalan karena tidak ada arah lain menuju rumahnya selain jalan itu.
“Oiii, nona!!!”
panggil salah satu namja berbada gemuk.
Jaejoong
tahu itu panggilan untuknya, ia memejamkan mata sekilas dan mempercepat
langkah. Namun si namja berbadan gemuk itu malah nekat menarik Kim Jaejoong.
Yeoja itu pun refleks berteriak ketakutan.
“lepaaas!!!
Ihhh, lepaskan aku!!!” rontanya sekuat tenaga.
Melihat
sikap itu, ia malah ditertawakan. Namja lain mulai mendekat, ada yang memainkan
rambut Jaejoong, ada yang mengelus-elus dagunya, bahkan ada yang berani
memainkan ujung rok Jaejoong.
Kim Jaejoong
ketakutan setengah mati. Namun semakin ia mencoba berteriak dan melawan,
tenaganya semakin lemah. Akhirnya ia hanya bisa memohon pada namja-namja
menakutkan itu “tolong tepaskan aku…. Aku mohooooon…” tangisnya mulai pecah.
Suara tawa
menyebalkan itu kembali terdengar “kalau kau ingin dilepaskan, temani kami dulu
kalau begitu…” kekehnya semakin berani menyentuh Jaejoong.
Tepat saat
keadaan kritis itu, seseorang datang menarik, mendorong, meninju, menendang,
bahkan sempat meludah jijik ke arah namja mabuk itu. Jaejoong tidak ingat benar
kejadiannya, yang jelas dalam waktu singkat namja-namja pemabuk itu sudah
tumbang. Si penyelamat menarik Jaejoong pergi menjauh dari sana.
“kau tidak
apa-apa?” tanyanya datar.
Jaejoong
masih terlalu shock untuk bersuara, ia hanya menggeleng. Tatapannya tertuju
pada seorang namja tinggi yang wajahnya terlihat samar-samar di bawah
penerangan lampu jalan. Meski hanya sekilas, Jaejoong tidak melupakan wajah
itu, dan beberapa waktu kemudian ia tahu sosok penyelamat itu adalah Jung Yunho.
“jalan di
sekitar sini memang gelap, kau hati-hatilah”
pesannya sebelum pergi.
Jaejoong
hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih dalam suara yang terlampau lemah
saat itu. Ia tidak yakin Jung Yunho mendengarnya.
Flashback
end
TBC...
TBC...