Kamis, 27 Agustus 2015

Pabo (Chapter 3)




Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (as Yunho’ girlfriend), 
Lee Sungmin (as president of class)

Cameo:
Yoo Eun Hye, Im Yoona, Jung Il Woo, Lee Yeo Won

Genre
Romance, School Life

Rating:
General

Author : Dian_mirotica


Secret Garden, SMA Sungkyunkwan

Ada sebuah taman kecil yang tidak terurus di belakang sekolah. Para siswa menyebutnya Secret Garden, jarang ada yang datang ke sana karena suasananya terkesan angker. Tapi tidak bagi Kim Jaejoong dan Park Yoochun, kedua sahabat itu datang ke sana hampir setiap hari. Park Yoochun menggambar desain baju yang menjadi hobinya, sedangkan Kim Jaejoong membaca buku.

Yoochun menghentikan gerakan tangannya tiba-tiba, ia teringat sesuatu “ya! Apa maksudnya Shim Changmin menggodamu seperti tadi pagi?”

Jaejoong tidak mengangkat wajahnya dari buku “apa maksudmu?” tanyanya pura-pura.

“apakah benar ada seseorang yang kau sukai?”

“tidak ada…” jawabnya masih dengan nada yang datar.

Yoochun mendengus “lagian kalau pun ada pasti orangnya aku kan?”

Jaejoong menoleh sekarang “kau?” katanya sambil tertawa “kenapa aku harus suka padamu?”

“heh, semua yeoja di sekolah ini bahkan ingin jadi pacarku!” sombong Yoochun.

Jaejoong mencibir “jangan membuat generalisasi sembarangan! Aku tidak suka padamu tuh. Kau bukan tipeku…”

Yoochun tersenyum, ia merasa spesial karena menjadi sahabat dekat Jaejoong. 
Orang-orang di luar sana pasti tidak pernah melihat yeoja culun ini mengatakan hal seperti itu “lalu seperti apa tipemu? Apa masih seperti Jung Yunho?”

“ssssssstttt!!!” Jaejoong melotot, panik. Sebagai sahabatnya tentu saja Yoochun tahu ia menyukai Jung Yunho dulu. Tapi sepertinya Yoochun tidak tahu bahwa perasaan itu masih bertahan sampai sekarang.

Yoochun tertawa menggoda “jangan-jangan Shim Changmin tahu kalau…”

“Park Yoochun!!! Jangan keras-kerasss” Jaejoong sebal.

Namja di depannya itu terlihat kaget, ia menaruh buku sketsanya dan memperatikan Jaejoong baik-baik “jinjja?” mata Yoochun semakin membulat lebar “kau tahu, jika kedua orang itu sudah menyebarkan berita itu ke seantero sekolah, kau akan jadi selebritis”

Jaejoong terlihat kesal “aku tahu!” katanya sambil manyun.

“kau dalam masalah Kim Jaejoong!”

“diamlah!”

Tiba-tiba terdengar ada langkah seseorang mendekati tempat duduk keduanya. Yoochun dan Jaejoong sontak saja menoleh bersamaan.

“apa aku menganggu kalian?” tanya yeoja itu, sopan. Aneh! Tidak seperti biasanya.

“tidak, ada perlu apa?” tanya Yoochun dingin.

“aku ada perlu denganmu Yoochun-ah, bisa kau ikut denganku sebentar?” Go Ara, yeoja itu bahkan memasang tampang memelas.

Yoochun melirik Jaejoong “pergilah… sepertinya penting”

“kau?”

“beberapa lembar lagi, nanti kita bertemu di kelas”

Setelah keduanya sepakat berpisah, Go Ara langsung menarik tangan Yoochun keluar dari 
Secret Garden.

Tak lama kemudian, saat Jaejoong membaca lembaran terakhir bukunya ia mendengar suara aneh. Seperti suara kaki yang berjalan diseret serta suara rintihan menahan sakit. 
Matanya menyapu sekitar, dan ada yang bergerak di balik pohon tua.

Jaejoong mendekat, ia tahu itu manusia.

“aaaaawwwsshh”

Jaejoong terbelalak, itu Jung Yunho!

“kaa..kau… kau kenapa?” Jaejoong jongkok, memperhatikan wajah Yunho yang babak belur.

Tanpa menjawab dulu Yunho langsung meraih lengan Jaejoong “bisa menolongku?”

“aku akan membawamu ke UKS”

Yunho menarik lengan Jaejoong lalu menggeleng “aku tidak mau orang lain tahu…”

“jadi aku harus bagaimana?” Jaejoong mulai panik karena darah di pelipis Yunho mulai mengalir.

“bawakan saja obatnya ke sini”

Ruang Kelas XII-C, SMA Sungkyunkwan

Guru Yoo Eun Hye yang cantik jelita itu sudah memasuki ruangan kelas. Ia guru seni yang disenangi banyak siswa, berbanding terbalik dengan guru Lee.

“ada dua kursi yang kosong hari ini, ketua kelas, siapa yang tidak hadir?” tanya guru Yoo sambil menatap Sungmin. Sementara di belakang sana Yoochun melihat di luar jendela dengan gelisah.

“aku… tidak, hm… aku rasa Yoochun tahu di mana Jaejoong” ia menoleh ke arah Yoochun.

“hm, tadi dia hanya bilang akan segera ke kelas…”

Guru Yoo mengangguk memaklumi “kalau begitu kita mulai saja-“

“saem!” suara lumba-lumba itu melengking, membuat semua perhatian tertuju padanya.

Guru Yoo menaikkan sebelah alis “ya? Kim Junsu?”

“kau tidak bertanya di mana Jung Yunho?”

Guru Yoo berkedip “ah, iya. Lalu di mana Jung Yunho?” sesaat kemudian guru Yoo merasa dirinya bodoh karena merasa dipermainkan Junsu.

“aku rasa ia sedang berkencan dengan Jaejoong saat ini, eukyangkyaang…kyaaang” ia tertawa bersama Changmin. Lalu keadaan menjadi riuh membuat guru Yoo harus memukul-mukul meja dengan ujung spidol agar keadaan menjadi tertib kembali.

“sudah! sudah! biarkan saja. Orang yang mau masuk dan keluar kelasku tidak akan aku larang, kalian tahu aturanku bukan?”

“neeee~”

Secret Garden, SMA Sungkyunkwan

Jaejoong bukan anak PMR yang terlatih mengobati luka. Namun ia tetap berusaha membantu membersihkan luka, menempelkan obat, lalu memasang perban pada sosok babak belur yang ada di hadapannya ini.

“gomawo…” ucap Jung Yunho sambil menatap kedua mata Jaejoong, khas playboy!

“anhi, aku hanya membantu” Jaejoong merasakan wajahnya mulai panas, dalam sejarahnya sebagai siswa SMA ini adalah kali pertama jaraknya dengan Jung Yunho begitu dekat.

“kau sedang apa di sini?”

Jaejoong menunjukkan buku yang dibawanya “membaca”

“hm…” Yunho mengangguk-angguk.

“sebenarnya… siapa yang memukulimu?” tanya Jaejoong penasaran, sungguh, hanya penasaran!! Tapi namja di hadapannya ini malah tersenyum lebar sambil menyipitkan mata lalu berkata…

“wae? Kau akan mencari orang itu lalu memukulinya balik?” dengan gaya sok imut.

Jaejoong jelas gelagapan “a… anhi… hanya bertanya” suaranya jadi pelan.

“kau tahu kan, aku punya banyak musuh, tidak seperti kau… sudah cantik, pintar lagi” 
Yunho mengatakan itu dengan datar, tidak tahu bahwa Jaejoong sudah merasa ada api di depan mukannya. “aku berhutang pada mereka, tapi aku tidak sanggup membayarnya karena uang jajanku dipotong”

Jaejoong menangguk kaku, di kepalanya sekarang hanya bergema kata-kata Yunho beberapa detik yang lalu: ‘sudah cantik, pintar lagi’.

“kau tahu kenapa uang jajanku dipotong dan semua fasilitasku ditahan oleh orang tuaku?”

Jaejoong menggeleng tanpa suara, matanya kembali lagi ke ujung kuku, tidak berani lama-lama menatap namja di hadapannya ini.

“gara-gara nilai ulangan matematika kemarin aku mendapat angka 2!!!” Yunho mendengus seolah hukuman itu adalah hukuman paling mustahil di dunia.

Entah kenapa mendengar Yunho mengeluh seperti itu Jaejoong ingin tertawa, awalnya ia tersenyum lebar lalu terdengar tawa kecil.

Yunho memasang tampang terkejut “woo?? Kau tertawa? Kau menertawakanku??”

Jaejoong menutup tawanya dengan punggung tangan “mian… hehehe…”

“ah… andai aku punya otak seperti Kim Jaejoong” Yunho mengubah posisi duduknya, sekarang ia menyenderkan punggungnya ke tembok tua yang sudah pecah-pecah di permukaan.

“kau hanya perlu belajar”

Yunho melirik Jaejoong sekilas “kau mengatakannya dengan mudah, bagiku terdengar seperti hanya tinggal makan saja, buka mulutmu lalu happf, kunyah makanannya!” Yunho bahkan memperagakan itu dengan jenaka, membuat Jaejoong lagi-lagi tertawa “tapi aku tidak bisa… kau tahu benar reputasiku kan?”

Setelah tawanya usai, Jaejoong kembali menatap ujung kuku “kalau kau tidak punya kemauan, tidak ada orang yang bisa membantumu”

Yunho terdiam lebih lama, seolah menunggu kata-kata Jaejoong barusan meresap ke dalam otaknya “kalau kau? Apa kau bisa membantuku?”

“aa… apa? Bagaimana?” mata Jaejoong membulat, dalam hati ia berjingkrak-jingkrak senang karena diminta bantuan oleh seorang Jung Yunho.

“ajari aku, hm… istilahnya menjadi guru privatku, bagaimana?”

“aku kan teman sekelasmu… aku tidak pede—“

“itulah kelebihanmu! Karena kau teman sekelasku. Guru privatku yang dulu seumuran guru Lee dan dia merasa sok pintar kalau mengajarku, aku tidak suka guru seperti itu”

Jaejoong menggigit bibir bawahnya pelan “hmmm…” lalu kejadian dua tahun silam lebih itu berputar dalam ingatannya “baiklah!” putusnya tegas.

Yunho terbelalak seperti tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya “jinjjaa?”
Jaejoong mengangguk.

TBC...

~~~
Author ingin mengucapkan terimakasih banyak pada readers yang sudah membaca FF ketigaku ini. Bagi yang ingin mengobrol atau kenalan dengan Author *hehe, pede! silahkan add facebook Author. Nantikan chapter selanjutnya minggu depan ya ^^

Dian_mirotica
~~~ 
 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar