Kamis, 20 Agustus 2015

Pabo Chapter 2





Main Cast:
Kim Jaejoong (as girl), Jung Yunho, Park Yoochun, Shim Changmin, Kim Junsu

Other Cast:
Lee Min Ho (as teacher), Go Ara (Yunho’ girlfriend)

Cameo:
 Lee Sungmin (as president of class)

Genre  : Romance, School Life

Author : Dian_mirotica


Rumah Keluarga Jung, Seoul
Tidak ada yang ditakuti oleh Jung Yunho di dunia ini kecuali: Tuhan & Orang tuanya. Karena ia tahu hidup dan matinya berada di tangan kedua pihak itu.

“Nol lagi?” geram Ayahnya, Jung Il Woo.

Yunho menunduk dalam “dua abeoji, bukan nol…” ralatnya dengan suara amat pelan.

Mendengar itu Ayah Yunho makin meledak “kau pikir ada bedanya nilai nol dan dua, huh?”

“tentu saja ada, huuh… ternyata kemampuan matematika abeoji lebih payah dariku!” Yunho diam saja.

“Yunho eomma, lihat, aku sudah bilang padamu untuk tidak terlalu memanjakannya!” Il Woo menatap sang istri, Lee Yoo Won yang cemberut.

“araseo, kali ini aku ikut saja caramu” kata sang istri pasrah. Tadinya ia berpikir dengan memberi Yunho dukungan secara finansial, ia akan merasa bersalah jika tidak meraih nilai baik. Namun nyatanya…

“dengar itu Jung Yunho? Eommamu dan aku sudah memutuskan, kartu kredit, mobil, motor akan dicabut sampai nilaimu membaik!”

“eeiii abeoji, itu kan ancaman yang terlalu biasa. Janganlah begitu abeoji” Yunho menganggap enteng ancaman itu.

“kau hanya dapat uang saku harian yang itupun dipotong 50% dari biasanya!” tegas Il Woo.

Yunho terbelalak “ha… harian?”

“turuti saja kata abeojimu Yunho, kali ini kau memang sudah keterlaluan. Belajarlah lebih giat, eng?” tambah eommanya prihatin.

“eomma… abeoji… kalian tidak bercanda?” Yunho mulai panic.

“mana?” Il Woo mengulurkan tangannya.

“apa?” tanya Yunho bingung.

“kartu kredit dan kunci mobil dan motormu…”

Ruang Kelas XII-C, SMA Sungkyunkwan

Seperti biasa, suasana kelas sebelum bel masuk begitu berisik. Ada yang sibuk menyalin peer teman, ada yang membicarakan kegiatan setelah jam sekolah, ada yang sibuk mengecat kuku, ada yang memandang kosong ke luar jendela, ada juga yang bergosip tidak jelas seperti yang dilakukan oleh duo gag: Changmin dan Junsu.

Kedua namja dengan reputasi ‘anak buah Yunho’ itu tengah berbisik-bisik tentang suatu hal. Tatapan mereka sesekali beralih pada Jaejoong yang sibuk membaca buku. Yang ditatap sebenarnya sadar, namun ia berusaha tidak peduli karena jujur saja, ia merasa sangat gugup sekarang karena rahasia besarnya diketahui oleh dua rascal itu.

“yedeul-ah…” Changmin maju ke depan kelas, berdiri di podium guru dan meminta perhatian.

Kelas mulai senyap, tertarik pada apa yang hendak dikatakan Changmin.

Dari bangkunya, Junsu hanya senyam-senyum.

“ada pengumuman besar tentang bintang kelas kita” ia melirik Jaejoong yang semakin ketakutan, anak-anak yang lain mengikuti arah tatapan Changmin “dia sepertinya sedang jatuh cinta”

Suara tepuk tangan, bertanya-tanya, menyuraki, bercampur menjadi satu paduan suara tidak jelas. “kalian tebak siapa namja yang disukai Jaejoong! Kalau ada yang bisa menjawab dalam sekali tebak, akan ku traktir orang itu selama seminggu”

Orang-orang usil ikut bertepuk tangan. Selanjutnya, acara lelang jawabanpun dimulai.

“aku! Lee Sungmin” tebak ketua kelas sangklek itu penuh percaya diri.

“Lee Sungmin, gagal!” Junsu sebagai wasit memutuskan.

“Park Yoochun?” tebak siswa lain.

“neodo, silphae! (kau juga gagal)” suara Junsu lagi.

Beberapa anak perempuan ikut dalam keributan pagi ini. Rata-rata namja yang mereka sebutkan adalah namja kutu buku tingkat tinggi atau namja yang sama culunnya dengan Jaejoong.

“sepertinya tidak ada yang bisa menebak, haruskah kuberi tahu orangnya…” Changmin mulai mempermainkan Jaejoong yang kini wajahnya sudah merah padam.

Yoochun yang awalnya mengira bahwa itu hanya lelucon Changmin akhirnya mengerti bahwa Jaejoong benar-benar sedang ‘diancam’.

“ya Shim Changmin!!!” ia maju ke depan kelas dan menarik tangan anak itu “bisakah kau diam, mengapa mulutmu tidak kau tutup heh?”

“apa kau juga tahu siapa namja itu, Jaejoong chingu?” Changmin mengarahkan pertanyaan pada Yoochun.

Kontan saja Yoochun mengerut, sejujurnya ia tidak tahu sama sekali.

“ah… kau juga tidak tahu rupanya!”

“heh ketua kelas! Kau diam saja ketika ada anggota kelasmu yang dibully seperti ini?” sekarang Yoochun meminta bantuan Lee Sungmin untuk membekap mulut si Changmin bibir dower ini.

“membully bagaimana? Mereka kan hanya main-main. Lagi pula ini belum waktunya—“

Teeeeeeeeet. Bel masuk berbunyi panjang.

Sungmin menghela nafas, menampilkan kembali wibawanya sebagai ketua kelas “Shim Changmin, Kim Junsu, kembali ke tempat kalian!”
Kantin SMA Sungkyunkwan, Jam Istirahat Pertama

Seperti biasa, meja di pojok utara kantin adalah markas besar Yunho cs. Selain kedua ajudan setianya –Changmin dan Junsu- di sana juga ada yeojachingu Yunho, Go Ara. Kelompok tanpa nama itu sangat populer di kalangan para siswi karena ketiga namja anggotanya sangat menawan meski style mereka berbanding terbalik dengan kemampuan otak mereka.

“oppa… ini makan siang ini aku bikin sendiri, untukmu…” pernyataan malu-malu itu selalu ada hampir setiap hari pada Changmin atau Junsu –sekarang Yunho tidak begitu diminati karena sudah punya yeojachingu, terlebih yeoja itu adalah Go Ara, yeoja yang terkenal dengan mulutnya yang tajam-.

“mwoya…?” tanya Go Ara pada Changmin dan Junsu tepat saat ia baru datang.

“hm?” Changmin meminta penjelasan lebih.

“semua orang membicarakan sayembara yang kalian buat”

Junsu dan Changmin tersenyum jahil “soal Kim Jaejoong? Yaaahh… kenapa bisa menyebar secepat itu?” Junsu kagum.

“kalian juga mau mencoba menebak siapa yang disukai Jaejoong?” Changmin bertanya pada Ara dan Yunho.

“aku juga boleh?” tanya Ara meyakinkan.

Changmin mengangguk “tapi hanya punya satu kesempatan”

Ara berpikir “hmm… Kau! Shim Changmin”

“eeeeiiisssh!!!” Changmin pura-pura bergidig ngeri, seolah menjadi orang yang disukai Jaejoong adalah bencana.

“Go Ara, gagal!” Junsu menambahkan.

Ara hanya tertawa, ia menyikut lengan Yunho “yaa! Kau juga mau cob-“ Ara memperhatikan raut wajah Yunho dengan lebih seksama “hey! Kau kenapa? Terjadi sesuatu Chagi?” cemasnya. Ia lalu melirik duo gag yang disambut dengan gerakan angkat bahu bersama.

“sudah sejak tadi pagi tampangnya begitu” kata Junsu.

“jangan-jangan kau sudah tahu jawabannya ya?” Changmin tiba-tiba terpikir hal itu.

Yunho ikut bereaksi kali ini “jawaban apa?”

“jawaban tentang siapa yang disukai Jaejoong…”

“apa hubungannya?” Ara mengerutkan kening.

Ucapan Changmin tertahan, ia malah memandang Junsu “apa harus kukatakan saja?” ia meminta saran sobatnya itu.

Junsu diam sejenak “terserah, sepertinya dia belum tahu. Tapi, apa tidak akan merusak moodnya jadi lebih parah?…” Junsu terkekeh.

“apa sih yang kalian bicarakan?” Yunho terlihat semakin pusing plus penasaran.

Changmin mendekatkan wajahnya pada Yunho, bermaksud membisikan sesuatu “Kim Jaejoong…, yeoja itu, menyukaimu Jung Yunho!”

“bwaHahahahaaaaaa” sontak saja tawa dari duo gag menyembur, bahkan Go Ara ikut-ikutan tertawa keras-keras.

“tidak mungkin!” kata Ara di sela tawanya.

“benar-benar berita yang daebak, bukan!” ujar Junsu “tapi ini kenyataan, kemarin kami tidak sengaja melihat isi lokernya. Kim Jaejoong benar-benar fans beratmu, ia punya banyak lukisanmu…”

Yunho ternganga “benarkah?” katanya lantas tertawa meremehkan “apa jadinya jika ia jadi pacarku…” ia bergidig “apa aku harus memakai kaca mata tebal juga?”

“huaahhahahaha”

“membawa buku ke manapun?” cemooh Yunho lagi.

“huaahahahahahaaaaa”

“berjalan menunduk seperti ini?” ia memperagakan jalan Kim Jaejoong yang sangat kaku.

“hahaaaahHAHAHAHA” tawa ketiga temannya semakin kencang.

“harus mendapat angka 100 terus tiap ujian…? Heeehh… aku tidak bisa membayangkannya” ia geleng-geleng kepala, lalu duduk lagi, puas menertawakan Kim Jaejoong.

“kau tidak boleh begitu…” Ara memperingatkan dengan nada tidak serius.

“moodmu membaik berkat Jaejoong, heh?” ejek Changmin.

Yunho bersiap melempar gelas kertas miliknya “sialan kau!”

“jadi, sebenarnya apa yang sejak pagi kau pikirkan?” tanya Ara lagi.

“ayahku… dia mencabut semua fasilitasku”

“wae?” kejar Junsu.

“gara-gara nilai 2 pada tes matematika kemarin” Yunho mulai terlihat murung lagi.

“pakai saja dulu punyaku Chagi, paling-paling hanya ditahan seminggu kan?” Ara mencoba menghibur sang kekasih.

Yunho menggeleng “sayangnya bukan hanya seminggu. Tapi sampai nilaiku membaik, masuk ke dalam 10 besar”

“waah, kau dalam masalah besar Yun!” komentar Changmin “Abeonim sama saja menyatakan bahwa kau tidak boleh lagi memakai fasilitas itu seumur hidupmu!”

“jadi kau akan ikut program guru privat lagi?” tanya Junsu.

Yunho menggeleng “sudah kupikirkan, itu tidak ada gunanya. Aku perlu cara yang cepat dan hasilnya menjanjikan!”

“tidak ada yang bisa menolongmu di sini, kau juga tahu nilai kita bertiga sama parahnya denganmu” tambah Junsu “kecuali…” sebuah lampu imajinasi menyala di atas kepalanya  
 “kalau kau minta bantuan Kim Jaejoong” ia tersenyum jahil.

“dengan menjadi pacarnya? Cih! Sory yaa…” tolak Yunho mentah-mentah.

“kau hanya perlu memanfaatkan dia Chagi” penegasan itu disampaikan Ara dengan setengah berbisik.

“kau, tidak cemburu?” heran Yunho.

Ara malah tertawa “pada cewek culun seperti dia?” Ara menggeleng “no! no… no…”

“bagaimana? Mau kubuatkan skenarionya?” mata Changmin berbinar-binar.

TBC...

***
Bagaimana, bagaimana??? Hehe, aku mengalami kendala besar dalam menyelesaikan FF ini karena tersandung schedule mengajar dan terkendala masalah mood ^ ^ Ceritanya emang mainstream bangeett kayak FTV2 gitu, eh tapi semoga enggak ahh.., Thanks for reading guys, kalau bisa koment ya^^ 

~Dian_mirotica~
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar